Sabtu, 31 Maret 2018

Pengalaman jalan-jalan ke Singapura tanpa tour – Hari terakhir

Terminal 3 Bandara Changi Singapura


Di hari terakhir ini, penulis memutuskan untuk tidak pergi ke tempat wisata dan langsung pulang. Karena waktu maksimal check out hotel jam 11.00 dan penulis enggan membawa koper ke tempat wisata atau mall. Penulis bangun pukul 06.00 WITA, lalu mandi, makan roti lalu memasukkan barang ke tas. Penulis mulai menggunting label harga pada baju dan makanan yang penulis beli, lalu ada juga yang penulis lepas wadah luarnya, lalu membuang semua itu. Penulis juga membuang notanya. Lalu memasukkan semuanya ke koper. Ini penting agar anda tidak ditahan bea cukai bandara Soekarno Hatta. Karena semenjak ada aturan dari Menteri Keuangan tahun 2016 atau 2017, Imigrasi makin ketat dalam memeriksa isi tas yang dibawa penumpang. Jika sampai di tahan akan panjang prosesnya.

Kira-kira pukul 10.00WITA, penulis check out dari hotel. Penulis menuju ke Exit B Jalan Besar MRT yang tidak perlu menyeberang jalan karena penulis membawa koper. Penulis memilih tujuan akhir EXPO dan turun di EXPO. Di EXPO penulis harus naik eskalator 2x untuk naik ke ruang tunggu MRT EXPO jalur hijau untuk menunggu MRT tujuan Changi Airport datang. Penulis menunggu hampir 15 menit di sini, padahal normalnya waktu kedatangan antar MRT selalu dibawah 4 menit. Setelah kereta datang, penulis masuk ke kereta yang akan membawa ke Changi Airport. Penulis lalu turun di Changi Terminal 2. Setelah turun, penulis melakukan tap ke mesin tap kartu untuk keluar menuju pintu Terminal 2. Sebelum ke Terminal 2, penulis menuju ke konter Ticket Office untuk merefund kartu EZ-Link MRT penulis. Penulis harus antri dengan banyak turis lain di konter ini karena hanya ada 1 loket pelayanan yang dibuka. Sesampainya di depan penulis berkata “Refund” (tanpa tanda kutip), mereka langsung mengerti. Saat dicek, masih ada sisa sekitar SGD16.14 di kartu penulis, sesaat kemudian penulis mendapat uang cash isi kartu EZ-Link yang penulis tukarkan. Saran penulis refund ini lebih baik dilakukan jika pembaca sudah kekurangan uang atau seandainya pembaca tidak akan ke Singapura lagi dalam waktu dekat ini.

Kantin Karyawan Terminal 2 Changi Singapore
Setelah refund selesai, penulis jalan-jalan dulu di Terminal 2 area publik. Di area ini penulis juga mencari kantin karyawan bandara di Terminal 2 untuk makan siang. Sekitar pukul 12.00WITA, penulis makan di kantin karyawan bandara di Terminal 2 lantai 3M. Cara menuju ke sana, ikuti saja petunjuk “Canteen (3M)” (tanpa tanda kutip) yang ada di area publik Terminal 2 sampai bertemu dengan lift, setelah masuk lift, tekan lantai 3, kemudian setelah keluar dari lift lantai 3, di sebelah kanan ada tangga naik manual ke kantin karyawan itu. Naik saja dan di ujung tangga anda akan melihat kantin karyawan. Kantin Karyawan ini hanya ada di Terminal 1 dan 2 untuk saat ini. Harga di kantin ini cenderung murah. Rate harganya sama dengan hawker atau food court di pusat kota Singapura. Harga makanan di sini sekitar SGD3- SGD7 dan SGD 0,5 – SGD4 untuk minuman. Ini bisa membuat anda hemat uang.

Selama makan ini, penulis juga melakukan check in tiket pulang Singapore-Jakarta, Jakarta-Semarang via aplikasi Traveloka. Hal ini membuat penulis tidak perlu buru-buru masuk ke check in area Terminal 3 nanti. Selain itu, penulis bisa mempercepat proses check in karena hanya perlu memasukkan bagasi dan print boarding pass.

Petunjuk jalan ke GST Refund


Tahap berikutnya, penulis juga melakukan refund pajak belanja (GST) di bagian GST Refund Terminal 2. Di sana ada petugas yang bisa membantu menggunakan mesin otomatis. Refund yang di dapat 7% dari total harga yang kita bayar per nota.

Konter Garuda Indonesia di Terminal 3 Bandara Changi Singapura
Setelah refund GST, penulis berjalan menuju Terminal 3 melalui jembatan yang ada. Penulis mengikuti petunjuk yang ada agar bisa ke Terminal 3 dari Terminal 2. Penulis masih sempat berjalan-jalan ke area publik Terminal 3 sebentar untuk berbelanja. Pukul 13.00 WITA, penulis masuk ke Terminal 3 konter check in Garuda Indonesia di Row 5 untuk memasukkan bagasi dan print boarding pass. Jujur di sini penulis merasa petugas check in Garuda Indonesia Terminal 3 Changi cantik-cantik semua dibandingkan konter check in di Indonesia. Tapi sayang di name tag yang tertempel di baju mereka tidak ada namanya. Dan saking terpesonanya penulis lupa kalau sebenarnya kita bisa langsung tanya  mereka nama dan kontak mereka.  Penulis juga jadi tidak konsentrasi ketika dijelaskan oleh cewek si petugas check in yang melayani proses check in penulis, sehingga minta diulang. Hahaha…  :)

Setelah bagasi masuk, penulis menuju ke tahap berikutnya yaitu pemeriksaan imigrasi. Penulis dicocokan data di boarding pass dan paspor. Lalu disuruh masuk pintu otomatis 2 tahap, tahap satu: cap paspor, lalu tahap 2: sidik jari dipindai, lalu tahap berikutnya, masih diperiksa lagi boarding pass dan dicoret-coret boarding passnya.
Shilla Duty Free

Di area check in ini penulis masih sempat berbelanja. Di sini terdapat Silla Duty Free yang menjual kosmetik berbagai macam merek. Selain itu di area check in ini ada berbagai brand baju, sepatu, jam tangan terkenal. Yang paling menyenangkan, harganya lebih murah dari mall-mall di Singapura, ditambah bebas pajak jika anda berbelanja di sini.
Dari Imigrasi, belok ke kiri untuk ke Gate A16

Pukul 13.20WITA, penulis bergegas ke gate A16 karena di boarding pass tertulis pukul 13.35WITA sudah harus masuk pesawat (padahal di tiket tertulis 14.05WITA). Penulis berlari menuju gate A16 karena letaknya yang cukup jauh (menuju arah kiri dari pengecekan imigrasi tadi). Penulis harus melewati gate A1 sampai A15 baru bertemu gate A16, dimana antar gate jaraknya bisa lebih dari 20 meter. Pukul 13.25, penulis masuk ke gate A16 dengan terlebih dahulu melewati pemeriksaan mesin xray pada barang dan badan penulis. Pukul 13.30WITA, penulis akhirnya bisa duduk tenang di pesawat. Lebih cepat 5 menit sebelum gate ditutup.


Kartu Imigrasi Indonesia

Singkat cerita, pintu pesawat pun ditutup tepat waktu. Selang beberapa menit, makanan dari Garuda Indonesia keluar, lalu penulis makan. Ini penulis jadikan makan siang sehingga nanti sampai rumah, tinggal makan sore. Selain makanan, dibagikan juga kertas imigrasi Indonesia. Isilah selengkap-lengkapnya, sehingga tidak ditahan pihak imigrasi Bandara Soekarno Hatta Indonesia.
Pesawat take off agak telat karena harus menunggu take off setidaknya 5 pesawat di depan pesawat Garuda Indonesia yang penulis tumpangi. Di belakang Garuda Indonesia yang penulis tumpangi sudah menunggu 7 pesawat yang menunggu take off. Sungguh bandara yang padat, namun sepengetahuan penulis bandara Changi tidak pernah ada keterlambatan jam penumpang masuk pesawat seperti di Indonesia.

Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta Jakarta
Pukul 15.30 penulis sampai di Jakarta Terminal 3 Ultimate Bandara Soekarno Hatta. Penulis harus berjalan jauh (sekitar+- 2km) dari garbarata ke bagian Imigrasi. Ini cukup menjengkelkan untuk penulis. Selain jauh, tidak ada fasilitas apapun di kiri dan kanan sepanjang jalan dari garbarata ke Imigrasi, bahkan toilet dan tempat duduk pun tidak ada!
Setelah melewati imigasi, penulis masih menyempatkan jalan-jalan sebentar di toko-toko yang ada di sana sebelum masuk ke gate keberangkatan domestik. Setelah berjalan-jalan, penulis langsung menuju ke gate A15 keberangkatan domestik. Penulis tidak perlu mengambil koper karena untuk transit, koper akan langsung dipindahkan ke tujuan berikutnya.
Penulis berdecak kagum dengan desain Terminal 3 Bandara ini yang meniru Terminal 4 Changi. Bukan hanya desain saja, tapi bentuk konter check in, tahap-tahap check in imigrasi, cara memasukkan bagasi, bentuk gate penumpang, sangat mirip dengan Bandara Singapura.
Penulis duduk di ruang tunggu gate A15 sejak pukul 16.45WIB karena takut akan telat. Namun Garuda Indonesia tujuan Semarang yang akan penulis tumpangi mengalami keterlambatan dari pukul 17.25WIB menjadi 17.55WIB. Sungguh sangat disayangkan karena di bandara Indonesia selalu saja ada keterlambatan. 

Pukul 17.55WIB masuk pesawat tapi masih juga harus menuggu 3 pesawat takeoff di depan Garuda Indonesia yang penulis tumpangi, sehingga semakin mundur waktu kedatangan di Semarang. Penulis baru sampai sekitar pukul 19.30WIB. Lalu penulis mengambil bagasi dan pulang naik taksi bandara.

Penulis cukup terkejut karena taxi BlueBird dan Atlas sekarang sudah boleh mengambil penumpang di Bandara Ahmad Yani Semarang (karena sejak dahulu selalu dimonopoli oleh taksi Bandara, semetara taksi lain tidak diizinkan mengambil penumpang, hanya boleh mengantar saja). Penulis harus menunggu cukup lama taksi bandara karena penulis mendapat no urut taksi ke-930. Jika saja sejak awal penulis tahu bahwa BlueBird boleh mengambil penumpang, penulis akan memesan Bluebird via aplikasi Android daripada harus menunggu lama urutan ke 930 taksi bandara.

Penulis sampai rumah pukul 20.30WIB. Sesampainya di rumah penulis langsung beres-beres, mandi, makan, lalu tidur. Sungguh pengalaman yang mengesankan dan pengalaman tak terlupakan bisa jalan-jalan tanpa tour (mbolang ke Singapura). Sekian cerita penulis, semoga bermanfaat.

Beberapa catatan penulis dari perjalanan ini:

1. Jika anda pergi bersama pasangan ke Singapura, pasti aman tidak akan dikatai-katai (dirasani) bahkan sampai di bawa ke kantor polisi.
2.Pepatah yang mengatakan Turis orang China asli adalah turis yang paling kurang ajar di dunia, ternyata benar. Karena mereka kalau foto-foto lama, tukang meyerobot antrian, sukanya berdesak-desakan, tidak mau mengalah dengan turis lain.
3. Di Singapura tempat hiburan malam yang menjajakan prostitusi bebas di Singapura.
4. Selalu lihat arah pintu keluar/Exit anda itu ke mana. Anda bisa melihatnya di Locality Map yang ada di depan gerbang tap kartu MRT di setiap stasiun MRT. Karena ini menentukan seberapa dekat tujuan anda dari pintu keluar MRT.
5.Orang Singapura lebih suka menawari bule makanan saat di foodcourt/hawker seperti di Lau Pa Sat. Sedangkan orang Asia disuruh melihat-lihat dan beli secara mandiri.
6.Tidak boleh makan, minum, ribut di luar maupun dalam stasiun MRT dan di dalam gerbong MRT
7.Setelah keluar di MRT Changi Terminal 2, jangan langsung masuk ke pintu masuk Terminal, sebaiknya ke konter Ticketing Office dahulu untuk refund isi tiket EZ-Link. Ini agar kita mendapat tambahan uang untuk berbelanja di dalam check in area nanti.
8.Makan murah bisa didapat di kantin bandara Terminal 1 atau 2. SGD3- SGD7 untuk makanan dan SGD 0,5 – SGD4 untuk minuman.
9.Tidak boleh membawa kamera dan memakai flash kamera ponsel saat di dalam Future world Art Museum.
10.Garuda Indonesia di Terminal 3 ada di Row no 5 utk masukin bagasi dan check in, lalu masuk gate A16, untuk naik pesawat.
11.Lebih baik datang 3 jam sebelum jam keberangkatakn. Karena Bandara Changi sangat besar dan jarak antar gate sangat jauh. Penulis saja hampir terlambat karena perjalanan jauh untuk mencapai ke gate A16.
12.Segeralah masuk ke Check in Area agar tidak telat, karena Bandara Changi tidak akan mengumumkan pesawat yang datang maupun berangkat. Jadi kita harus mandiri dan kira-kira sendiri waktu masuk ke ruang tunggu agar tidak telat masuk ke gate keberangkatan.
13.Negara Singapura sangat Pancasila, karena terdiri dari berbagai suku dan ras, tapi tidak pernah ada saling bentrok gara-gara isu SARA. Mereka juga saling tidak peduli dengan urusan orang lain. Di sini juga tidak ada agama yang sangat mendominasi.
14.Warga Singapura ramah-ramah, jika anda tidak tahu jalan, anda bisa bertanya ke warga lokal sana dan mereka dengan senang hati menerangkan pada anda.
15.Berciuman di mana saja wajar di negara ini, termasuk di mall dan area publik.
16.Berpegangan tangan adalah sesuatu wajar di negara ini termasuk di area publik.
17.Warga orang kaya di sana wajar jika bermain casino.
18.Mabuk-mabukkan adalah hal wajar.
19.Di Singapura, kebanyakan pemilik bisnis orang keturunan China, sedangkan pekerja kebanyakan orang India. Tapi dengan kombinasi begitu pun Negara ini menjadi sangat maju. Dan tidak ada diskriminasi di Negara ini.
20.Menyeberang jalan harus pada tempatnya, jangan sembarangan.
21.Ada patroli polisi di dimana saja, pagi sampai malam, bahkan dini hari, di mall, di pasar tradisional, di stasiun MRT, dll.
22.Merokok di tempat umum bisa ditangkap polisi. Merokoklah pada tempat yang sudah disediakan.
23.Lebih baik pergi pagi, karena MRT masih sepi dan kita bisa bebas memilih tempat duduk (kalau sudah di atas jam 07.00WITA, anda bisa-bisa berdiri di MRT selama perjalanan anda).
24.Ada pos sekuriti (Passenger Service) di setiap pintu masuk dan keluar MRT. Ini sangat memudahkan jika sampai kartu MRT anda tiba-tiba error atau anda tidak tahu harus keluar lewat exit mana.
25.Ada CCTV di setiap sudut bangunan, stasiun kereta, jalan raya, dll jadi gerak-gerik kita selalu diawasi di mana saja. Hal ini juga membuat aman meskipun tidak ada satpam di Stasiun MRT.
26.Mohon tulis lengkap kertas imigrasi Singapura supaya anda tidak terkena random check, ditahan, diinterograsi lama atau langsung dideportasi.
27.Semua negara maju memiliki tingkat stress tinggi, gejala stress beberapa diantaranya: banyak yang tidur di MRT saat pulang kerja, mereka makan sendiri, dengerin musik sendiri menggunakan headset di MRT tanpa peduli orang lain.  Ini semua dialami oleh warga di Singapura.
28.Berpakaian terbuka ala Korea atau USA  aman-aman saja di jalan sepi sekalipun.
29.Meletakkan tas di pinggir jalan  dan kita tinggal foto-foto, sangat aman.
30.Orang Singapura bahasanya Inggris tapi pakai logat Mandarin sehingga agak sulit didengar dan dimengerti.
31.Tubuh cewek Singapura banyak yang proporsional.
32.Orang Indonesia suka belanja banyak sampai bertas-tas di Singapura.
33.Orang Korea asli cantik wajahnya tapi tidak proporsional bentuk tubuhnya. Berbeda dengan orang Jepang yang sangat proporsional dan cantik.
34.Refund pajak atau GST di area publik Terminal 1,2,3,4 Changi Singapura.
35.Kalau membeli makan di food court berikut caranya:
1.Tentukan otlet tempat kita ingin beli, pilih makanan dengan menunjuk pada gambar di meja atau di layar atas
2.Bayar dan dapatkan notanya
3.Tunggu di depan outletnya
4.Setelah keluar makanannya, ambil se-nampannya (bukan hanya piringnya saja), lalu ambil sendok, garpu dan saus.
5.Lalu bawa makanan dan nampannya ke meja anda.
6.Setelah selesai makan, bawa nampan dan piringn dan gelas ke tempat yang sudah disediakan. Sehingga meja makan di foodcourt selalu bersih.
Tidak ada model makanan kita diantar oleh mereka seperti di Indonesia!
36.Makanan di food court/hawker jauh lebih murah dari pada di pinggir jalan sekitar SGD3- SGD7 untuk makanan dan SGD1 – SGD4 untuk minuman.
37.Saat di MRT jangan pernah menduduki Reserved Seat atau kursi di ujung kiri dan kanan  dengan warna berbeda di setiap baris. Itu diperuntukkan untuk manula. Sehingga jika sampai anda yang muda menduduki itu, maka akan dilihati dan dikomentari warga Singapura.
38.INTERNET: Penulis akhirnya harus mengganti ke kartu lokal M1, karena ternyata XL PASS tidak berjalan baik di luar negeri. Mungkin ini efek penataan jaringan yang sedang berlangsung saat tulisan ini ditulis. Apalagi saat berada di dalam MRT dan di Pulau Sentosa, internet penulis tidak bisa jalan sama sekali. Saat berada di dalam hotel, penulis menggunakan WiFi gratis dari hotel untuk terkoneksi internet.
39. Review sedikit soal Hotel 81 Dickson:
1.Positif: Ada hair dryer, AC dingin, dikasi minum aqua botol setiap hari, tidak ada biaya pembersihan (cleaning fee) tapi dibersihkan setiap hari oleh mereka setiap jam 12.00 WITA (Waktu Singapura sama dengan Waktu Bali), handuk diganti setiap hari, sampah dibuang setiap hari , ada alat pemanas air untuk bikin kopi, dikasi gratis kopi dan teh bubuk setiap hari, ada water heater aktif 24jam, banyak colokan listrik, lokasi mudah ditemukan, ada food court di dekat hotel, kamar mandi bersih.
2.Negatif: Pelayanan orang lobi depan tidak responsif untuk turis asing, ruangan tidak kedap suara (kedengaran suara orang di luar kamar dari dalam kamar), lemari kecil (hanya ada gantungan baju, tidak ada laci untuk menyimpan  barang),  gantungan untuk baju tidak ada di kamar mandi, AC tidak bisa dimatiin, tidak ada makan pagi, tidak ada restoran di dalam hotel, tidak menyediakan morning call (telepon pagi hari untuk membangunkan tamu kamar).



Berikut ini daftar tulisan  pengalaman penulis selama di Singapura:
1. Hari Pertama
2. Hari Kedua 
3. Hari Ketiga
4. Hari Keempat


Jika ada pertanyaan, bisa langsung di tulis di kolom komentar di bawah.

Jika ingin menyalin artikel ini, harap menyertakan alamat website ini.
NB: ini pengalaman pribadi penulis bukan sponsor.


Pengalaman jalan-jalan ke Singapura tanpa tour – Hari ketiga

Patung Merlion 2 di Pulau Sentosa di Singapura 

Di hari ketiga penulis punya rencana ke Pulau Sentosa mengunjungi Universal Studio dan membeli coklat merk Hersey. Lalu ke ION Orchard di Orchard Road.
Perjalanan penulis diawali dari MRT Jalan Besar, penulis memilih tujuan akhir ke Bukit Panjang, turun di MRT China Town. Setelah turun, pindah ke jalur ungu tujuan akhir MRT HarbourFront. Sesampainya di MRT Harbourfront, cari exit ke VivoCity. Setelah di dalam VivoCity, naiklah menggunakan eskalator ke lantai L3. Di sana kita bisa membeli tiket SGD4 per orang di loket yang ada (tiket berlaku bolak balik) atau bisa menggunakan kartu EZ-Link (catatan: untuk pembayaran dengan EZ-Link belum aktif saat penulis ke sana, tapi sudah disediakan mesin tap kartu EZ-Linknya) untuk menggunakan Monorail yang akan membawa penulis ke Pulau Sentosa.

Gerbang depan Universal Studio Singapore

Beberapa saat kemudian, Monorail datang, penulis masuk ke dalam, setelah sampai di Waterfront Station penulis turun untuk ke Universal Studio Singapore. Begitu keluar MRT, penulis mengikuti tanda panah untuk ke Universal Studio Singapore.
Ikon "Globe" Universal Studio Singapore

Sesampainya di sana, pintu gerbang masih tertutup, tapi logo bola dunia dengan tulisan Universal telah berputar dan sudah mengeluarkan atraksi asap putih sehingga seolah-olah berawan. Penulis berkesempatan berfoto juga di sana.

Area mall di Sentosa

Selagi belum buka, penulis menyempatkan berjalan-jalan di pulau Sentosa, melihat mall yang di dalamnya ada Hard Rock Café, Starbuck, Toastbox, dll, lalu penulis juga menyempatkan berfoto di ikon Lake of Dream, bagian depan SEA Aquarium, melihat kapal Cruise bersandar di dekat Sentosa, melihat kereta gantung, berjalan di Festive Walk.

Penulis berfoto di ikon Sentosa dan patung Merlion 2

Dari Festive Walk, penulis jalan lurus, naik ke atas menggunakan eskalator panjang, menuju ke patung Merlion 2 yang ukurannya lebih besar dari patung Merlion asli di Sungai Singapura (Singapore River) dan ada tulisan warna-warni logo Pulau Sentosa di depan patung itu.


Salah satu wahana di dalam Universal Studio Singapore

Pukul 10.00 Universal Studio Singapore (USS) buka, bagi yang pertama antri di sana atau yang berulang tahun, diberikan acara penyambutan khusus. Setelah acara penyambutan selesai, para pengunjung baru diperbolehkan masuk. Penulis masuk dengan tiket yang penulis sudah beli dari toko di Shopee Indonesia (dewasaanak). Jangan lupa mengambil peta yang tersedia di atas mesin pengecek tiket atau mintalah ke petugas penjaga palang pintu di sana. Peta ini tersedia dalam bahasa Inggris dan Mandarin. Peta ini sangat membantu berkeliling di area dalam USS karena terdapat 7 area permainan dan di setiap area terdapat wahana yang beraneka ragam.

The ELMO Show di dalam Universal Studio Singapore

Meet and Greet "Trolls" Movie Character di dalam Universal Studio Singapore
Di sana, penulis hanya menonton show seperti ELMO Show dan Meet and Greet Disney Troll Movie Character, Wahana 4D di Madagascar Area, Wahana 3D di Sci-Fi Area dan berfoto-foto di 7 area permainan yang ada di sana. Penulis tidak berada di dalam Universal Studio selama seharian seperti traveler lain karena penulis masih harus ke tempat lain lagi. 
Hersey's Chocolate Store di sebelah kiri 

Pukul 14.00WITA penulis keluar dari USS dan beli oleh-oleh coklat di toko Hersey Chocolate di sebelah USS. Lalu penulis kembali ke Stasiun Waterfront untuk naik monorail. Penulis mengambil tujuan ke Sentosa Station agar bisa kembali ke Vivo City. Sesampainya di VivoCity penulis makan siang di Restoran Subway. Restoran ini menjual sandwich besar yang kita bisa pilih sendiri isiannya. Penulis makan satu saja sudah membuat kenyang. Sekitar pukul 14.30WITA, penulis mengeksplorasi VicoCity sambil belanja.
Sekitar 15.30WITA, penulis masuk lagi ke MRT Harbourfront untuk kembali ke MRT Jalan Besar menuju kembali ke hotel. Penulis ingin rehat sejenak setelah perjalanan yang cukup panjang. Penulis juga menyempatkan tidur dan mandi sebelum nanti jam 17.00 keluar lagi dari hotel.

ION Orchard Mall

Pukul 17.00WITA, penulis keluar lagi dari hotel ke MRT Jalan Besar, penulis mengambil ke arah Bukit Panjang turun di MRT Newton. Di MRT Newton, penulis harus keluar gate dulu dengan men-tap kartu (membayar) baru bisa pindah ke jalur merah. Hal ini cukup aneh karena biasanya stasiun MRT yang sebagai interchange (ada 2 warna jalur di satu MRT) tidak perlu membayar/mentap kartu ke mesin jika hanya ingin pindah jalur.
Setelah masuk ke jalur merah penulis memilih tujuan akhir Marina South Pier dan turun di MRT Orchard. Sesampai di MRT Orchard, cari Exit di ION Orchard. Penulis masuk lalu berkeliling ION Orchard sambil belanja. Penulis berbelanja baju banyak di sebuah brand, saat membayar penulis menunjukkan paspor. Ini penulis lakukan agar penulis mendapat refund GST (pengembalian pajak barang secara tunai). GST di Indonesia disebut PPN (Pajak Pertambahan Nilai) atau VAT dalam bahasa Inggris. Syarat mendapat refund GST biasanya harus minimal beli 3 biji barang di setiap toko tempat kita berbelanja. Pengambilan uang tunai dari Refund GST dapat dilakukan ketika akan pulang ke Indonesia, yaitu di area publik di Terminal 1,2,3,4 Bandara Changi Singapura.


Menu di Crave Nasi Lemak

Pukul 19.00 penulis lapar, di sisi lain penulis sedang ingin makan nasi lemak, penulis berkeliling food court yang ada di Lantai B2 ION Orchard dan menemukan  restoran CRAVE, penjual nasi lemak legendaris di Singapura. Penulis memesan menu B gambar di atas dan memesan minuman milo agar siap bepergian lagi. Selama makan penulis memikirkan masih bisa kemana lagi dengan waktu yang masih tersisa banyak dari jadwal yang sudah ditentukan. Penulis memutuskan untuk ke Bugis Street untuk beli oleh-oleh.
Setelah puas berbelanja dan makan, penulis masuk lagi ke MRT Orchard, penulis memilih tujuan akhir JurongEast, turun di MRT Newton, pindah ke Biru tujuan akhir Expo, turun di Bugis, exit ke Bugis Junction karena penulis ingin menuju ke Bugis Street.
Bugis Street
Dari Bugis Junction penulis menyeberang ke Bugis Street untuk belanja banyak barang dengan harga murah banget. Pasar ini seperti Pasar Johar kalau di Semarang. Pasar ini menjual baju, pernak-pernik, oleh-oleh, dengan harga diobral, rata-rata harga SGD10 bisa dapat 3 sampai 5 biji baju.
Setelah berbelanja penulis mampir di Seven Eleven untuk membeli minum karena persediaan air minum sudah habis. Penulis terkejut bahwa di depan pintu masuk Seven Eleven ada perokok yang ketahuan polisi dan diinterograsi oleh polisi. Setelah melalui perdebatan lama, perokok itu diminta KTP dan dicatat ke dalam sistem kepolisian karena telah merokok di area publik. Sepengetahuan penulis, ada tempat merokok sendiri di Singapura dan tidak diizinkan merokok di sembarang tempat. Maka wajar jika orang itu ditangkap polisi. Meskipun kelihatannya cuma dicatat no KTP, tapi di hari berikutnya polisi akan mengirim surat denda karena telah merokok sembarangan ke alamat KTP pelanggar tadi. Sungguh negara yang amat tertib dan polisinya bisa benar-benar mengakkan aturan. Dan lagi sampai malam pun polisi masih patroli.
Setelah puas berbelanja murah, penulis menyeberang lagi ke Bugis Junction untuk masuk ke MRT Bugis. Penulis memilih jalur ke biru (MRT Bugis ada 2 jalur, biru dan hijau), kemudian penulis memilih ke tujuan akhir EXPO dan turun di MRT Jalan Besar.

Exit A MRT Jalan Besar

Penulis mencoba keluar dari Exit A. Exit A di MRT Jalan Besar berada di seberang jalan Jalan Besar Rd. Penulis perlu menyeberang lagi jalan dari Jalan Besar Rd ke Dickson Rd untuk sampai ke Hotel 81 Dickson.


Jika ingin menyalin artikel ini harap cantumkan alam website ini.
NB: ini pengalaman pribadi penulis bukan sponsor.
Berikut ini daftar tulisan  pengalaman penulis selama di Singapura:


Pengalaman jalan-jalan ke Singapura tanpa tour – Hari kedua

Garden by The Bay waktu malam

Pada hari kedua, penulis bangun pukul 06.00WITA (Waktu Singapura sama dengan Waktu Bali). Penulis langsung mandi, berolahraga sejenak dan makan mi gelas serta roti yang penulis bawa sendiri. Setelah selesai, penulis keluar hotel sekitar pukul 07.30WITA.
Penulis berencana akan mengunjungi Merlion, Art Museum, SingaporeFlyer, TheShoppes Marina Bay Sands dan Hawker Lau Pa Sat. Penulis telah membeli tiket ArtMuseum di Indonesia sehingga memudahkan penulis saat di lokasi nanti. Untuk SingaporeFlyer dan Merlion penulis hanya berencana untuk foto. Untuk The Shoppes penulis ingin berbelanja.
MRT Jalan Besar Exit B


Pertama-tama penulis menuju ke MRT Jalan Besar Exit B. Penulis masuk ke sana dan mengambil ke tujuan akhir Bukit Panjang. Lalu turun di Bugis, pindah ke jalur hijau tujuan akhir di Tuas Link, turun di MRT Raffles Place Exit H.
Ikon Art museum dan Marina Bay Sand 

Setelah keluar Exit H, penulis mencari pintu belakang One Fullerton Hotel yang disebelahnya ada eskalator ke bawah. Setelah turun eskalator belok ke kiri menuju eskalator berikutnya, lalu belok ke kiri, masuk ke pintu menaiki eskalator ke atas, lalu keluar pintu belok ke kanan (jika kurang jelas, bisa dilihat di website ini), di sana sudah terlihat ikon Marina Bay Sands yaitu Noah Ark, Future World Art Science Museum.

Singapore Flyer

Kita bisa langsung foto-foto di sana. Jalan ke kiri sedikit, maka kita akan menemukan ikon Singapore Flyer.

Patung Ikan berkepala Singa "Merlion" (tanpa tanda kutip)


Kemudian kita susuri terus sungai, maka akan terlihat patung ikon kota Singapura, yang bernama Merlion. Penulis harus bersabar untuk bergantian berfoto dengan turis dari berbagai negara untuk berfoto di Merlion.
Ikon Esplanade

Penulis melanjutkan perjalanan menaiki jembatan di sebelah Merlion, untuk ke ikon Esplanade. Lagi-lagi penulis harus bersabar bergantian berfoto, karena di jembatan itu banyak sekali turis yang berfoto dengan ikon Esplanade.

The Float @Marina Bay


Kemudian penulis terus berjalan menyusuri pinggir Sungai Singapura sampai ketemu lapangan serbaguna yang bernama The Float @Marina Bay.

Jembata Helix Bridge


Penulis lalu belok kiri menaiki tangga ke atas (di sebelah tempat duduk penonton) untuk menuju ke Helix Bridge. Penulis sempat berfoto sebentar di sana. Setelah berfoto, penulis terus berjalan. Di ujung Helix Bride, penulis disambut pintu masuk mall The Shoppes.
Art Science Future World di sebelah The Shoppes

Di sebelah kanan pintu masuk mall The Shoppes, ada tangga turun ke bawah, jika  menuruni anak tangga itu, kita bisa melihat ikon Art Museum. 
Untuk anda yang ingin masuk ke wahana Future World di dalam Art Museum, harap perhatikan jam masuk Future World Art Museum. Ada 3 jam masuk seingat penulis yaitu 10.00, 11.30 dan 13.00WITA. Ketika penulis datang (sekitar 09.30WITA), ArtMuseum belum buka. Art museum baru buka pukul 10.00WITA.


The Shoppes


Penulis memutuskan masuk ke The Shoppes untuk shopping terlebih dahulu. Mall ini menurut saya terbesar di Singapura dan memiliki banyak brand-brand terkenal dan lengkap. Harganya pun lebih murah dari Indonesia dan modelnya banyak yang tidak dijual di Indonesia.

Wahana Sampan di dalam The Shoppes


Ada wahana Sampan yang bisa dinaiki di dalam mall ini (wahana ini baru dibuka sekitar pukul 11.00WITA). Di dalam mall ini penulis berbelanja baju dan membeli Irvins Salted Egg. Mall ini juga terintegrasi dengan Stasiun MRT Harbourfront (pintu masuk MRT ada di lantai B2 depan Irvins Salted Egg). Di dalam mall ini juga tersedia peta yang berisi daftar toko-toko di dalam mall ini. Peta dapat diambil gratis di bagian Informasi atau papan informasi yang tersebar di seluruh The Shoppes.


Salah satu wahana di Future World-Art Museum

Wahana bermain anak di Future World-Art Museum

Pukul 11.30WITA, penulis masuk ke ArtAMuseum. Penulis harus turun ke lantai B2 untuk ke Future World. Sekadar informasi, di museum ini dilarang membawa/mengeluarkan kamera dan menggunakan flash kamera di ponsel. Pengunjung hanya boleh melakukan foto di ponsel tapi tanpa flash. Di dalam sini penulis mencoba banyak wahana yang kreatif termasuk menggambar di kertas yang bisa dimasukkan ke mesin dan hasil gambar kita bisa masuk ke layar, bersatu dengan gambar-gambar dari orang lain. Terdapat juga wahana-wahana yang cocok untuk anak kecil yang sangat menyenangkan.

Pintu tembus (yang dilingkari merah) ke Garden by The Bay dari dalam The Shoppes


Setelah dari Art Museum, penulis masuk lagi ke The Shoppes untuk makan siang. Pukul 13.00WITA, penulis naik ke lantai paling atas untuk mencari pintu tembus ke Garden by The Bay  sesuai dengan peta mall The Shoppes. Seingat penulis, pintu tembus itu ada di antara toko Hublot dan Chanel.
Setelah ketemu, penulis masuk ke pintu itu, kemudian belok ke kiri, lalu menaiki eskalator panjang ke atas, lalu keluar menggunakan pintu keluar di sebelah kanan. Setelah keluar, kemudian penulis mengikuti tanda panah ke kiri dengan tulisan Garden by The Bay. Lalu penulis terus berjalan melewati kebun bunga, lalu ke arah kanan melewati jembatan tembus ke bagian tengah ikon Marina Bay Sands.


Ikon Marina Bay Sand dilihat dari jembatan tembus

Saat kita mulai berjalan di kebun bunga akan terlihat ikon Marina Bay Sand dari dekat, kita bisa berfoto lebih dekat dengan ikon ini. Penulis berusaha memfoto ikon ini secara penuh namun tidak bisa, karena sangat besarnya ikon ini. Di permukaan bangunan ini juga ada dekorasi bangunan yang eksotis jika dilihat lebih dekat.



Di dalam Marina Bay Sand terlihat dari jalan tembus tadi

Ketika melewati jembatan tembus, kita bisa melihat isi Marina Bay Sand dari atas jembatan ini. Yang kita bisa lihat dari atas jembatan ini adalah lantai 1, lobby, restoran dan kamar hotel Marina Bay Sands dan dekorasi di langit-langit hotel. Menurut penulis sangat mewah dan berkelas hotel ini, mengingat harga menginap per malamnya mahal untuk orang yang backpackeran.


SuperTree Groove di dalam Garden by The Bay

Penulis terus berjalan dan keluar dari sisi lain Marina Bay Sand, kita langsung dapat melihat SuperTree Groove yang ada di dalam Garden by The Bay dari kejauhan. Ini menandakan kita sudah semakin dekat ke Garden Bay the Bay. Penulis terus berjalan, lalu turun dengan eskalator turun, setelah turun penulis berbelok ke kiri dan naik tangga kecil lalu ke kanan melewati jembatan.
Penulis terus berjalan, di ujung jalan ada toilet, di sebelah toilet ada jalan, penulis masuk ke jalan itu, lalu penulis turun ke anak tangga di sebelah kiri dan di depan sudah disambut SuperTree urutan no 1. Ada 3 SuperTree (pohon yang super besar) di area publik ini. Penulis sempat berfoto sebentar di ketiga pohon ini. Setelah itu, penulis menyusuri jalan dan mengikuti tanda panah ke Flower Dome dan Cloud Forest.

Flower Dome

Penulis harus melewati konter tiket untuk menuju ke wahana Flower Dome atau Cloud Forest.  Setelah melewati konter tiket, sudah terlihat kedua wahana itu, Flower Dome (kiri) dan Cloud Forest (kanan). Penulis memutuskan masuk ke Flower Dome (ke arah kiri) terlebih dahulu. Di sana terdapat tanaman dari berbagai benua, Amerika, Australia, Afrika, Asia. Bagi yang ingin merasakan suasana Cherry Blossom, anda bisa melihatnya di area Asia dan juga berfoto dengan pohon sakura yang bermekaran tanpa harus jauh-jauh ke Jepang atau Korea.


Cloud Forest

Setelah keluar, penulis masuk wahana lain yaitu ke Cloud Forest (ke arah kanan dari konter tiket).Wahana pertama yang penulis temui, yaitu air terjun buatan yang sangat tinggi. Lalu penulis menyusuri jalan berkeliling CloudForest, penulis mengikuti turis lain naik ke lantai 6, menyusuri jalan melewati jembatan sampai bawah. Ketika di jembatan pertama, atraksi awan di mulai. Sehingga muncul asap yang membentuk awan, sehingga terlihat tanaman di kebun ini tertutupi awan di kanan dan kiri jembatan. Penulis serasa berjalan di atas awan saat berjalan di atas jembatan.

Foto Jembatan tembus ke Marna bay Sand Hotel di malam hari.
Foto dari grup Facebook.

Setelah selesai, penulis kembali lagi ke The Shoppes melewati jalan yang sama ketika penulis ke Garden by The Bay tadi. Pemandangan yang disajikan semakin malam semakin wow. Sehingga penulis memilih berjalan pelan-pelan untuk menikmati pemandangan yang ada di jalan tembus ini.
Sesampainya di The Shoppes, penulis langsung mencari keberadaan MRT Bayfront. Setelah sampai di stasiun, penulis memilih jalur biru tujuan akhir ke EXPO, turun di MRT Downtown. Di MRT Downtown penulis memilih Exit E. Setelah keluar, penulis lurus saja, jalan melewati 1 blok ke jalan One Raffles Quay.
Lau Pa Sat/Telok Ayer Festive Market

Setelah di One Raffles Quay, penulis mencari food court publik yang bernama Lau Pa Sat/Telok Ayer Festive Market. Ini merupakan food court (hawker) di atara gedung-gedung bertingkat di pusat kota Singapura. Catatan: Penulis sengaja selalu makan di food court karena harga pasti lebih murah.

Laksa Singapore
Di hawker ini, penulis memutuskan makan salah satu makanan khas Singapura, yang bernama Laksa. Penulis juga memutuskan membeli air mineral botol karena persediaan air minum di botol minum sudah menipis setelah seharian berjalan kaki. Hawker ini cukup ramai dan banyak orang pulang kerja yang beli makan di sini.
Setelah selesai makan, penulis kembali lagi ke Exit E MRT Downtown. Penulis memilih tujuan akhir EXPO, turun di MRT Jalan Besar. Setelah di MRT Jalan Besar penulis keluar di Exit B untuk menuju ke hotel. Sesampainya di hotel penulis mandi dan langsung tidur karena sangat pegal dan capek kaki penulis.


Jika ingin menyalin artikel ini, harap cantumkan alamat website ini.
NB: ini pengalaman pribadi penulis bukan sponsor.
Berikut ini daftar tulisan  pengalaman penulis selama di Singapura:
1. Hari Pertama
2. Hari Kedua 
3. Hari Ketiga
4. Hari Keempat

Pengalaman jalan-jalan ke Singapura tanpa tour – Hari Pertama

Ilustrasi Singapura

Sebelum penulis menjabarkan pengalaman penulis, penulis akan menjabarkan bagaimana penulis merencanakan perjalanan, mau kemana saja dan membeli tiket-tiketnya. Penulis merencanakan pergi ke Singapore sejak Desember 2017. Sejak saat itu penulis mulai mencari-cari di internet pengalaman-pengalaman orang lain mengenai liburan ke Singapura tanpa tour. Penulis juga mencari di grup Backpacker International di sosial media, bertanya ke teman-teman penulis yang sering ke luar negeri. Kemudian penulis catat semua itu dibuku untuk dirundingkan dengan anggota keluarga penulis. 

Setelah berunding, akhirnya diputuskan untuk pergi tanggal 26-29 Maret 2018 alias 4 hari 3 Malam (4Day 3 Night/4D3N). Alasan penulis memilih Maret adalah bulan dimana bukan musim liburan lagi. Sehingga pasti sepi dan harga-harga tiket murah. Penulis memiliki tujuan akan berlibur di sana meskipun jalan sendiri tanpa tour (mbolang). Penulis juga memutuskan tempat wisata yang akan dikunjungi yaitu Merlion, Esplanade, SingaporeFlyer, Future World, The Shoppes, Garden by The Bay, Lau Pa Sat, Hersey Chocoloate Store, Universal Studio Singapore, Vivo City, ION Orchard Mall, Bugis Street, dan Bandara Changi Singapura. Kemudian, penulis mulai membuat paspor kantor Imigrasi gedung HSBC Semarang. Panduan proses pembuatannya dapat diihat di sini.

Bulan Jaruari-Februari 2018, penulis mulai membeli tiket pesawat, MRT (kereta cepat di Singapura), wahana permainan, dll. Penulis membandingkan tiket dari berbagai situs website dan membeli harga yang paling murah. Dan diputuskan:

Tambahan Value Pack AirAsia

1.Berangkat mengggunakan maskapai AirAsia Semarang-Singapore langsung tanpa transit, tiket beli di website resmi AirAsia.  Penulis menambahkan ValuePack agar dapat makan, bagasi 20kg dan bisa memilih nomor kursi.
2.Tiket Pulang: Singapore-Jakarta, Jakarta-Semarang (Singapore ke Semarang, tapi transit di Jakarta) menggunakan Garuda Indonesia–Garuda Indonesia via Aplikasi Android Traveloka Indonesia.  
3.Tiket fisik  MRT dan tiket elektronik Future World Art Museum (PDF dikirim lewat email): Sunburst Advanture, WA bisa menghubungi 087780000508
4.Tiket fisik Garden by The Bay: Xplore Singapore di Shopee (dewasa, anak)
5.Tiket fisik Universal Studio Singapore: Xplore Singapore di Shopee (dewasa, anak)
6.Kartu seluler lokal Singapura merk M1: Bukalapak. Kartu ini ditukar di konter Meet and Greet M1 terminal 1,2,3,4 bandara Changi atau di outlet M1 seluruh Singapura.
7.Tiket elektronik hotel 81 Dickson, Little India:  Aplikasi Android Traveloka Indonesia.
8. Paket internet luar negeri dari XL yaitu XL PASS 7 hari via Aplikasi Android XL 

Selain tiket, penulis juga membeli/mempersiapkan kebutuhan yang pribadi lain. Kebutuhan itu berkaitan dengan tinggal di luar negeri. Ini beberapa diantaranya:
1.Colokan listrik kaki 3 untuk colokan di Singapura, beli di ACE Hardware. Model colokan di Singapura berbeda dengan Indonesia maupun Australia. Dengan colokan ini, kita bisa melakukan pengisian daya baterai ponsel/kamera saat di hotel. 
2.Botol minum. Untuk membawa air minum selama bepergian dan di refill di water dispenser/water tap yang ada di taman-taman atau tempat wisata (biasanya ada di dekat toilet) di Singapura.
3.Mi gelas 1pak. Untuk makan pagi.
4.Permen. Untuk di pesawat agar telinga penulis tidak sakit saat berada di udara.
5.Obat pribadi. Untuk jaga-jaga kalau sakit.
6.Bolpen. Untuk mengisi kertas imigrasi yang dibagikan saat di pesawat.
7.Powerbank. Untuk mengisi daya ponsel saat bepergian.
8.Alat mandi, handuk pribadi.
9.Roti. Untuk makan di jalan.
10.Payung. Untuk jaga-jaga saat hujan.
11. Tisu. Toilet di Singapura tidak ada air untuk membersihkan diri, jadi setelah buang air kita  membersihkan diri pakai tisu.
12.Gembok TSA (Untuk mengamankan koper dan tas kita yang masuk ke bagasi):
Gembok TSA

Gembok ini untuk mengunci koper kita agar tidak dibobol saat di bandara. Label TSA menunjukkan gembok itu telah disertifikasi oleh standar lembaga keamanan penjalanan milik Amerika Serikat yaitu TSA. Penulis membelinya di ACE Hardware, karena di online lebih mahal dari ACE Hardware.

Money Changer PT. Supit

Setelah membeli semua tiket dan mempersiapkan segalanya barulah penulis menukarkan uang di money changer. Penulis mempertimbangkan dari 3 money changer di Semarang, yaitu PT. SUPIT, PT. RUDO dan PT. GLOBAL VALAS. Penulis memantau juga perkembangan dari internet selama 3 hari berturut-turut. Penulis menggunakan panduan untuk menukarkan uang rupiah ke uang asing yang penulis pernah tulis saat akan menukarkan uang. Setelah melalui berbagai pertimbangan, penulis menukarkan uang di PT. Supit karena kurs jual paling murah.
Penulis menukarkan 2juta rupiah dengan pecahan uang Singapura SGD50, SGD10, SGD2 saja. Penulis tidak menukarkan dengan uang receh karena memperberat dompet penulis. Uang sejumlah itu untuk penulis hitung cukup untuk biaya selama di Singapura, seperti: belanja, makan, minum, topup MRT, dll. Jika kurang penulis akan tarik tunai di ATM berlogo VISA ata MASTERCARD di Singapura.
Logo Bandara di Semarang

Tibalah tanggal 26 Maret 2018, penulis melakukan check in dulu via aplikasi Android AirAsia sebelum berangkat ke bandara. Penulis berangkat dari rumah 2 jam sebelum jam berangkat yang tertulis di tiket menggunakan taksi online Gr*bCar ke bandara. Sesampainya di bandara Ahmad Yani Semarang, penulis langsung masuk melalui pintu utama keberangkatan. Tahap pertama penulis disuruh meletakkan ponsel, sabuk, jaket  ke dalam tas, lalu tas itu dimasukkan ke mesin xray. Tahap kedua penulis masuk ke antrian check in untuk memasukkan bagasi. Karena telah check in di rumah, proses menjadi lebih cepat, karena tinggal mengukur bagasi dan mencetak kertas boarding pass di konter itu. Tahap ketiga masuk tempat pemeriksaan boarding pass dan paspor. Tahap 4 penulis disuruh melepas sabuk, ponsel dan jaket dan dimasukkan ke dalam tas lagi lalu dimasukkan ke mesin xray lagi. Setelah itu, penulis menunggu di ruang tunggu Gate 4 Bandara Ahmad Yani Semarang.  Sebagai catatan Gate 4 ini terpisah dari Gate 1,2,3 (letaknya di pojok, harus melewati ruang tunggu Gate1,2,3 dulu, baru terlihat Gate 4) jadi mohon bergegas agar tidak terlambat. 

Di tiket tertulis berangkat pukul 16.05WIB, mundur jadi 16.55WIB karena sampai 16.05WIB pesawat belum datang di Semarang. Alhasil penulis harus menunggu cukup lama. Hal ini cukup mengecewakan, mengingat  keterlambatan selalu saja terjadi di semua bandara di Indonesia.

Makanan yang penulis dapat karena memilih paket Value Pack

Setelah masuk pesawat penulis duduk sesuai yang tertulis di boarding pass. Sekitar 30 menit kemudian keluarlah makanan (catatan: penulis menambah paket ValuePack saat membeli tiket AirAsia sehingga mendapat makan). Ini cukup menghemat pengeluaran penulis, sehingga sesampainya di tujuan penulis sudah tidak perlu repot-repot mencari makan lagi. Di pesawat ini juga dibagikan kertas imigrasi Singapura yang harus diisi lengkap dan jelas. Ini penting agar anda tidak ditahan (terkena random check in) di bandara Changi (nama bandara Singapura) . Kertas ini juga merupakan syarat utama masuk Singapura.

Terminal Kedatangan Terminal 4 Bandara Changi Singapura

Setelah sampai di Changi, AirAsia mendarat di terminal 4. Penulis harus jalan jauh dari garbarata ke imigrasi. Sebelum masuk ke imigrasi, penulis berhenti sebentar untuk mengaktifkan DATA ROAMING dan memilih operator rekanan XL yaitu Starhub di bagian MOBILE NETWORS->NETWORK OPERATOR menggunakan XL PASS. Setelah beberapa saat terhubunglah ke Operator Starhub.
Pemeriksaan Imigrasi Bandara Changi Terminal 4 Singapura

Saat sampai di Imigrasi, tahap pertama penulis masuk ke imigrasi, penulis diminta paspor dan kertas imigrasi yang tadi sudah diisi di pesawat. Lalu paspor penulis dipindai, kemudian disuruh meletakkan jempol di alat pemindai sidik jari, lalu kertas imigrasi itu dirobek sebagian dan sebagian dikembalikan ke penulis beserta paspor penulis. Catatan: Simpan  baik-baik robekan yang satunya tadi selama di Singapura, karena ada kemungkinan diminta lagi oleh pihak imigrasi saat kita pulang ke Indonesia nanti.


Dekorasi di atas tempat pegambilan bagasi Terminal 4 Changi Singapura

Lalu penulis harus melewati gerbang terakhir imigrasi dan baru bisa masuk ke area kedatangan. Di area ini banyak toko-toko berjajar seperti mall. Pengunjung bebas melihat-lihat dan membeli di area ini dan dibawa masuk ke Singapura tanpa ditahan bea cukai Singapura. Di langit-langit terdapat dekorasi yang cantik sekali bisa bergerak dan berubah warna. Lalu penulis berjalan lagi agak jauh untuk mengambil bagasi.


Pilih yang berwarna hijau

Setelah bagasi penulis ambil, kemudian penulis keluar melewati gerbang hijau imigrasi yang bertuliskan “Nothing to Declare” (tanpa tanda kutip), karena memang tidak ada benda bebahaya, obat-obatan terlarang, senjata, dll yang perlu dilaporkan ke imigrasi Singapura. Setelah keluar, penulis masuk ke area ruang tunggu kedatangan dimana banyak orang yang membawa kertas nama orang yang hendak dijemputnya.

Ikuti tulisan "Bus to T2" (tanpa tanda kutip
Penulis terus berjalan di area ini dan mencari tanda “Bus to T2” (tanpa tanda kutip), lalu mengikuti tanda itu sampai ke ruang tunggu Bus. Setelah sampai di area ruang tunggu bus, penulis harus menunggu sebentar sampai bus itu datang. Penulis duduk di area ruang tunggu bus yang sudah dipadati penumpang lain yang sama-sama ingin ke T2. Lima menit kemudian bus datang, lalu penulis naik shuttle bus ke Terminal 2.
Setelah turun di terminal 2, penulis pertama-tama menukarkan kode booking kartu seluler M1 di konter Meet and Greet M1 di Terminal 2. Penulis membeli nomor lokal ini untuk jaga-jaga seandainya XL PASS tidak berjalan lancar di Singapura.
Tahap berikutnya penulis mencari tulisan “Train to City” (tanpa tanda kutip), tulisan itu mengarahkan kita ke kereta cepat atau MRT Singapura untuk menuju ke tujuan kita.
Kartu EZ-Link
Sebelum masuk ke MRT, terlebih dahulu penulis mengisi kartu EZ-Link yang penulis bawa dengan SGD10 agar tidak berkekurangan setidaknya sampai besok malam (Karena harga EZ-Link SGD12 tapi skemanya SGD5 ditahan mereka/tidak bisa dipakai, sedangkan SGD7 bisa dipakai, penulis tambah SGD10 jadi saldo yang bisa dipakai SGD17).

Kondisi MRT di malam hari yang penulis tumpangi

Lalu penulis masuk ke gate MRT dengan meletakkan kartu EZ-LINK ke tempat pembaca kartu (melakukan tap kartu di alat yang disediakan) di samping gate. Lalu mengambilnya ketika lampu berubah jadi hijau dan pintu gate terbuka. Setelah masuk penulis menaiki eskalator turun untuk ke peron MRT.
Map MRT Jalan Besar beserta Exitnya

Penulis memilih jalur hijau dengan tujuan akhir di TANAH MERAH, turun di EXPO MRT. Di EXPO MRT, penulis pindah ke jalur biru tujuan akhir BUKIT PANJANG. Penulis masuk di dalam MRT dan menunggu sampai berhenti di MRT Jalan Besar,  penulis turun di JALAN BESAR MRT karena Hotel 81 Dickson berada di dekat stasiun ini. Penulis mengambil EXIT B karena tidak perlu menyeberang jalan. Sebagai catatan, di dalam MRT sinyal ineternet Starhub buruk sekali. Sama sekali tidak bisa berjalan internetnya.  Ini alasannya mengapa penulis perlu mengganti kartu dengan SIM lokal M1, sehingga tetap bisa terkoneksi internet selama di sana.


Setelah sampai di hotel, penulis menunjukkan voucher booking dari Traveloka. Pihak hotel langsung memprosesnya. Pihak hotel juga meminjam Paspor untuk dicocokan dengan komputer mereka. Setelah menunggu beberapa saat, akhirnya penulis mendapat kunci beserta paspor penulis yang dikembalikan. Lalu penulis masuk ke kamar hotel, mandi, mempersiapkan untuk pergi besok, lalu tidur. Sebagai catatan, hotel ini menyediakan WiFi gratis yang bisa dipakai dan koneksinya cukup kencang sehingga penulis tidak khawatir soal internet.

Jika ingin menyalin dari blog ini mohon sertakan alamat link website ini.

NB: ini pengalaman pribadi penulis bukan sponsor.
Berikut ini daftar tulisan  pengalaman penulis selama di Singapura:
1. Hari Pertama
2. Hari Kedua 
3. Hari Ketiga
4. Hari Keempat