Ilustrasi Paspor Indonesia |
Dua bulan lalu penulis membuat paspor di Gedung HSBC yang berada di kawasan Simpang Lima Semarang. Penulis membuat paspor baru karena akan pergi ke luar negeri saat akhir tahun namun masih belum tahu pasti mau kemana. Karena penulis baru akan memutuskan dengan melihat pameran tour atau travel fair yang akan dilaksananakan di Semarang menjelang akhir tahun 2017.
Penulis datang hari Jumat untuk menanyakan syarat-syarat pembuatan paspor. Penulis datang ke gedung HSBC Simpang Lima pertama-tama disuruh menitipkan KTP sebagai pengganti kartu tanda masuk. Setelah itu disuruh oleh satpam naik ke lantai 7. Di lantai 7 penulis diterima oleh satpam Kantor Imigrasi. Di sana penulis bertanya syarat-syarat pembuatan paspor itu apa saja. Lalu penulis diberi lembaran yang berisi syarat-syarat. Karena penulis orang pribadi, maka Pak Satpam hanya melingkari 3 syarat, yaitu:
1. Kartu Keluarga asli dan Fotokopi 1x
2. KTP asli dan fotokopi 1x
3. Akta Kelahiran asli dan fotokopi 1x
Karena penulis belum membawa berkas, Satpam menyarankan penulis untuk datang pada hari berikutnya pagi sebelum jam 07.00. Karena gerbang gedung HSBC buka jam 7, kantor Imigrasi buka jam 07.30 tapi mulai melayani jam 08.00 pagi.
Penulis tidak tahu bahwa bisa daftar online. Apa sih perbedaan daftar online dan offline? Sebenarnya tidak ada perbedaan dari segi prosedur, namun yang datang online bisa sedikit lebih santai karena pelayanan untuk antrian online dimulai pukul 10.00 sehingga tidak perlu antri dari pagi.
Penulis akhirnya memutuskan datang pada, hari senin pagi. Penulis datang ke gedung HSBC pagi-pagi benar pukul 06.00 hanya untuk daftar di pos satpam. Kemudian penulis pulang lagi dan datang kembali ke sana pukul 07.00. Penulis datang jam 06.00 penulis dapat antrian no 6 jadi kesimpulannya sudah ada yang datang sebelum penulis meskipun masih sepi.
Penulis datang pukul 07.00 dan sudah terjadi antrian panjang. Ketika tiba pukul 07.30, penulis disuruh masuk ke Gedung HSBC dan duduk sesuai nomor antrian yang didapat pada saat daftar di pos satpam. Penulis duduk di dalam kantor Imigrasi itu namun belum ada petugas yang datang. Beberapa saat kemudian, penulis mendapat nomor antrian resmi yang tercetak komputer. Penulis menunggu sampai antrian dipanggil. Penulis sebenarnya merasa jengkel karena ternyata loket-loket baru dibuka jam 09.30 alias molor 30 menit. Tapi penulis mewajarinya karena ini kantor pemerintah. Sudah biasa pegawai pemerintah tidak on time.
Nomor penulis dipanggil, lalu penulis menujukkan berkas yang penulis bawa. Kemudian penulis ditanya mau kemana dan dalam rangka apa. Penulis hanya menjawab belum tahu masih menunggu pameran wisata dan dalam rangka jalan-jalan sebagai turis. Karena sepengetahuan penulis jika jawabannya itu, pembaca tidak akan ditanya yang aneh-aneh lagi lagi. Dan ternyata benar, berkas fotokopian milik penulis diambil dan dimasukkan map dari imigrasi (dikasi gratis) dan di dalamnya sudah ada formulir permohonan paspor yang wajib diisi. Dan di map itu sudah ada nomor antrian lain untuk masuk ke tahap selanjutnya. Kemudian penulis ke meja pengisisan data (letaknya di area paling belakang tempat duduk antrian awal) dan mengisi data sesuai dengan contoh di meja. Di atas meja itu ada 2 form contoh. Form pembuatan baru dan perpanjangan. Penulis mengisi dengan mencontoh yang pembuatan baru. Kemudian penulis duduk di bangku antrian untuk tahap selanjutnya setelah selesai mengisi data.
Di bangku itu penulis melihat lagi apa ada yang belum terisi ternyata yaitu di lembar sebaliknya yang harus ditandatangan. Setelah selesai, penulis menunggu antrian dipanggil untuk masuk tahap 2. Di tahap ini semua pemohon akan diwawancara dan difoto. Penulis sudah diberitahu oleh saudara penulis bahwa jika ditanya mau kemana, tujuannya apa dan sama siapa jawabnya belum tahu karena masih akan melihat pameran wisata, tujuannya mau jalan-jalan sebagai turis dan untuk yang sama siapa saya jawab pergi sendiri tapi bareng-bareng ikut tour. Untuk tahap ini, penulis diberitahu satpam bahwa akan masuk ke ruang no 2 atau 3 atau 4 atau 5 untuk wawancara dan foto. Setelah nomor penulis dipanggil penulis masuk ke ruang yang tertera di televisi di bagian atas. Penulis mendapat ruang no 4. Ketika penulis ditanya ketiga pertanyaan di atas penulis menjawab seperti di atas dan penulis tidak ditanya lebih lanjut dan malah diajak cerita dan guyonan oleh petugas di ruang 4. Kemudian penulis disuruh duduk difoto dan dipindai sidik jari ke alat pindai di meja petugas setelah itu selesai penulis diberi lembar biaya cetak paspor yang bisa dibayar di bank mana saja. Penulis keluar ruangan dengan lega karena tidak ditanya apapun yang aneh-aneh.
Kemudian penulis keluar ruangan dan pergi membayar di bank B*A Jalan Pemuda Semarang karena penulis hanya punya bank itu. Di bank itu penulis bertanya ke pak satpam di mana membayar paspor. Lalu pak satpam langsung mengarahkan ke teller yang kosong. Setelah bayar penulis langsung pulang dan menunggu 3 hari untuk mengambil paspor.
Tiga hari kemudian penulis datang mengambil paspor. Saat tiba di lantai 7, penulis bilang ke satpam akan mengambil pasor. Lalu penulis diberi nomor antrian pengambilan paspor. Penulis membawa bukti pembayaran dan surat yang diberi dari ruang wawancara tiga hari yang lalu saat pengambilan paspor. Lalu penulis duduk di antrian pengambilan paspor. Ketika nomor antrian dipanggil, penulis memberikan dua berkas di atas. Lalu penulis disuruh duduk sambil menunggu diambilkan paspor milik penulis. Sekitar lima menit kemudian, nama penulis dipanggil dan penulis diberi paspor milik penulis, sebelum pulang, penulis disuruh menulis di buku pengambilan paspor yang berada di depan loket pengambilan. Setelah itu penulis pulang.
Sekian terima kasih. Semoga menginspirasi buat yang baru akan membuat paspor di Semarang khususnya di Gedung HSBC Simpang Lima Semarang.
Jika ada yang ingin ditanyakan bisa mengisi kolom komentar di bawah ini.
Catatan: Jika anda ingin menyalin/melakukan copy-paste artikel di atas harap sertakan link halaman website ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar